Sejarah Singkat Daulah Abassiyah (Bag.1)


Lahirnya Khilafah Dinasti Abasiyah berasal dari hancurnya Khilafah Dinasti Umayah, karena dalam kerajaan Khilafah Dinasti Umayah itupun tidak selalu dijumpai kedamaian dan ketentraman, selalau saja ada perselisihan politik antar partai dalam negeri yang tidak pernah tunduk kepada perintah khalifah. Salah satu golongan yang tidak mau tunduk itu adalah keturunan Abbas, seorang paman Nabi Muhammad saw.

Pada tahun 750 M atau 132 H usaha mereka untuk merobohkan Dinasti Umayah membuahkan hasil. Terjadilah pertumpahan darah dari golongan Dinasti Umayah beserta keluarganya yang habis dibunuh oleh golongan dari Dinasti Abbasiyah. Khalifah pertama dari Dinasti Abasiyah menyebut dirinya As Saffah yang berarti yang mencurahkan darah. Gelarnya terus dipergunakan dan terus menjadi sejarah dengan nama Abbas As Saffah.


Masa pemerintahan Bani Abbasiyah terbagi kepada dua periode pemerintahan, yaitu :


1. Masa Pemerintahan Periode I


a. Abul Abbas As-saffah


Dia bernama Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, khalifah pertama pemerintahan Abbasiyah. Ayahnya adalah orang yang melakukan gerakan untuk mendirikan pemerintahan Bani Abbasiyah dan menyebarkan kemana-mana. Inilah yang membuat Abdullah banyak mengetahui tentang gerakan ini dan rahasia rahasianya. Dia diangkat oleh saudaranya yang bernama Ibrahim sebelum dia ditangkap oleh pemerintahan Umawiyah pada tahun 129 H / 746 M. tertangkapnya Ibrahim membuat Abdullah harus berangkat ke Kufah bersama-sama dengan pengikutnya secara rahasia.


Pada masa pemerintahannya, saat pasukan Abbasiyah menguasai Khurasan dan Irak, dia keluar dari persembunyiannya dan dibaiat sebagai khalifah pada tahun 132 H / 749 M. setelah itu dia mengalahkan Marwan bin Muhammad dan menghancurkan pemerintahan Bani Muawyah pada tahun yang sama. Pemerintahan yang dia pimpin berdasar pada tiga hal utama, yaitu :

Pertama, pada keluarganya. Sebab, dia memiliki paman, saudara saudara, dan anak anak saudara dalam jumlah besar. Mereka menyerahkan kepempinan dan pemerintahan wilayah kepadanya. Demikian juga dalam masalah nasihat dan musyawarah.

Kedua, Abu Muslim Khurasani. Dia adalah panglima perang yang jempolan. Dengan kekuatan dan tekadnya yang kokoh, dia mampu menaklukan Kharasan dan Irak.


Ketiga, Panatisme golongan. Dia muncul pada akhir akhir dan melemahnya pemerintahan Muawiyah. Peluang ini ditangkap manis oleh Bani Abbasiyah. Pada masa pemerintahan Abu Abbas Assyafah ini, disibukkan dengan upaya untuk konsolidasi internal dan menguatkan pilar pilar Negara yang belum stabil. Abu Abbas Assyafah meninggal pada tahun 136 H / 753 M.


b. Abu Ja‟far Al Mansyur


Dia bernama Abdullah bin Muhammad Ali bin Abdullah Al Abbas. Dia seorang yang paling terkenal dari penguasa Bani Abbasiyah dengan keberanian, ambisi, dan kecerdikannya. Dia menjadi khalifah setelah saudaranya Al Abbas untuk melaksanakan wasiat dari saudaranya itu. Adapun peristiwa-peristiwa penting pada zaman Al Mansur, yakni gerakan pemberontak yang diantaranya adalah pemberontakan Ali bin Abdullah bin Ali, pembunuhan Abu Muslim Khurasani, pemberontakan Muhammad dan Ibrahim, dan Kharij.


Pada zaman Al Mansur juga beliau telah menaklukan negeri Tibristan, Dailam, dan Kasmir serta yang lainnya. Beliau juga berhasil membangun Kota Bagdad yang kemudian dijadikan ibu kota pemerintahannya pada tahun 146 H / 763 M. Selain itu, beliau juga membangun Kota Rafiqoh dan memperluas Masjidil Haram pada tahun 139 H / 756 M. setelah itu, beliau meninggal di Makah pada tahun 158 H / 774 M pada waktu beliau sedang melaksanakan ibadah haji.


c. Muhammad Al Mahdi


Dia bernama Muhammad Al Mahdi Ibnul Mansur. Dilantik sebagai khalifah sesuai dengan wasiat ayahnya pada tahun 158 H / 774 M. Dia dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan dan pemurah. Pada masa pemerintahannya, kondisi dalam negeri saat itu sangat stabil, dan tidak ada satu gerakan penting dan signifikan di masanya. Dia berhasil mencapai kemenangan kemenangan atas orang orang romawi. Anaknya, Harun Ar Rasyid adalah panglima perang dalam penaklukan ini. Dia sampai ke pantai Marmarah dan berhasi melakukan perjanjian damai dengan Kaisar Agustine yang bersedia untuk membayar jizyah pada tahun 166 H / 782 M. Muhammad Al Mahdi meninggal pada tahun 169 H / 785 M setelah memerintah selama 10 tahun beberapa bulan.


d. Musa Al Hadi


Dia adalah Musa Al Hadi bin Muahammad Al Mahdi yang dilantik sebagai khalifah setelah ayahnya. Pada masa itu, terjadi pemberontakan oleh Husein bin Ali Ibnul Husein Ibnul Hasan bin Ali di Makkah dan Madinah. Dia menginginkan agar pemerintahan berada di tangannya. Namun Al Hadi mampu menaklukannya dalam perang Fakh pada tahun 169 H / 785 M. Pada saat yang sama juga Yahya bin Abdullah melakukan pemberontakan di Dailam. Maka, Al Hadi memberangkatkan Ar Rasyid sampai Yahya bin Abdullah mampu ditaklukan. Musa Al Hadi meninggal pada tahun 170 H / 786 M.


e. Harun Ar Rasyid


Dia bernama Harun Ar Rasyid Ibnul Mahdi, dia mutiara sejarah Bani Abbasiyah. Pada masanya pemerintahan Islam mengalami puncak kemegahan dan kesejahteraan yang belum pernah dicapai sebelumnya. Harun Ar Rasyid dikenal sebagai sosok yang sangat pemberani. Dia telah melakukan penyerbuan dan penaklukan negeri romawi pada saat baru berumur 20 tahun. Dia pun dikenal sebagai sosok yang takwa dan takut kepada Allah dalam segala perkara. Pada masa pemerintahannya adalah masa yang sangat tenang dan stabil, hanya ada beberapa pemberontakan kecil yang tidak berarti apa apa, diantaranya adalah pemberontakan Yahya Abdullah, kaum Khawarij, orang-orang Zindik, dan pemberontakan di Kharasan.

Pada masa pemerintahannya pula dia berhasil melakukan penaklukan Heraclee. Pada tahun 187 H / 802 M, orang orang romawi mengingkari janji tatkala yang berkuasa atas mereka adalah Naqfur. Sebelum meninggal, dia mewariskan kekuasaan kepada kedua anaknya, Al Amin dan Al Makmun. Hal ini menjadi fitnah yang bertiup kencang yang terjadi antara dua saudara ini setelah kematiannya. Harun meninggal pada tahun 193 H / 808 M setelah memerintah selama 23 tahun.

f. Muhammad Al Amien

Dia bernama Muhammad Al Amin bin Harun Ar Rasyid. Ayahnya telah membaiatnya sebagai khalifah, lalu untuk saudaranya Al Makmun, kemudian untuk Qasim. Dia diberi kekuasaan di Irak, sedangkan Al Makmun di Kharasan. Namun, ada salah seorang menteri Al Amin yang mendorongnya untuk mencopot posisi putera mahkota dari adiknya dan memberikannya kepada anaknya yang bernama Musa. Al Amin termakan tipuan ini, dan Al Amin segera memberontak. Pada tahun 195 H / 810 M, Al Amin mengirimkan dua pasukan untuk memerangi saudaranya, namun berhasil dihancurkan oleh Thahir bin Husein, panglima perang Al Makmun. Al Amin sendiri dikenal sebagai seorang yang suka berfoya foya serta banyak melalaikan urusan Negara. Sehingga setelah lima tahun ia memerintah, kekhalifahannya digantikan oleh Abdullah Al Makmun.

g. Abdullah Al Makmun

Dia bernama Abdullah Al Makmun bin Harun Ar Rasyid. Pada masa pemerintahannya banyak peristiwa peristiwa penting yang terjadi, pertama adalah pemberontakan Bagdad dan penunjukkan Ibrahim Al Mahdi sebagai khalifah, kedua Al Khuramiyah, dan ketiga adanya fitnah bahwa Al Quran adalah makhluk.

Penaklukan-penaklukan pada masa pemerintahannya sangatlah terbatas. Dia hanya mampu menaklukan Laz, sebuah tempat di Dailam pada tahun 202 H / 817 M. Pada masanya, dia tidak menjadikan anaknya Al Abbas, untuk menggantikan dirinya. Dia malah mengangkat saudaranya Al Mu‟tasim karena disa melihat bahwa Al Mu‟tasim lebih memiliki banyak kelebihan dibandingkan anaknya. Setelah berkuasa selama 20 tahun. Al Ma‟mun meninggal pada tahun 218 H / 833 M.

h. Abu Ishaq Al Mu‟tashim

Dia bernama Muhammad bin Harun Ar Rasyid naik sebagai khalifah setelah mendapat wasiat dari saudaranya. Pada masa pemerintahannya, dia banyak mengangkat pasukan dari orang orang Turki, sehingga ini sama artinya dengan meletakkan semua masalah pemerintahan di tangan orang-orang Turki yang berlebihan. Pada waktu itu, Al Mu‟tasim mendukung pendapat bahwa Al Quran adalah makhluk. Adapun peristiwa penting pada zaman pemerintahannya adalah gerakan Babik Al Khurami. Penaklukan yang dilakukan oleh Abu Ishaq Al Mu‟tasim pada pemerintahannya adalah penaklukan Al Muriyah yang mana banyak perbuatan yang melampaui batas kesopanan. Kemudian setelah memerintah selama 9 tahun, Abu Ishaq Al Mu‟tasim meninggal dunia pada tahun 227 H / 833 M.\

i. Harun Al Watsiq

Dia adalah Harun bin Muhammad Al Mu‟tasim menjadi khalifah setelah ayahnya Al Mu‟tasim, pada tahun 227 H / 841 M. Panglima-pamglima asal Turki pada masanya mencapai posisi-posisi yang sangat terhormat. Bahkan, Asynas mendapatkan gelar sultan dari Al Watsiq. Harun Al Watsiq meninggal pada tahun 223 H / 846 M setelah memerintah selama 5 tahun.

j. Ja‟far Al Mutawakkil


Dia bernama Ja‟far bin Muhammad Al Mu‟tasim. Ja‟far Al Mutawakkil adalah salah seorang yang melarang dengan keras pendapat yang mentapkan bahwa Al Quran adalah makhluk. Pada masa pemerintahannya, orang-orang romawi melakukan penyerangan di Dimyath, Mesir. Peristiwa ini terjadi pada tahun 238 H / 852 M. Al Mutawakkil dibunuh oleh anaknya yang bernama Al Muntasir pada tahun 247 H / 861 M.

Jika artikel ini bermanfaat yuk bantu share.

0 komentar: