Sejarah Singkat Daulah Abassiyah (Bag.2)



2. Masa Pemerintahan Periode II

a. Dominasi Turki

Dari tahun 247-334 H/861-945 M adalah masa di mana orang-orang militer Turki memegang kendali atas khalifah-khalifah yang lemah. Merekalah yang memilih khalifah dan mereka pula yang memberhentikannya. Mereka membunuh para khalifah semau mereka sendiri, begitupun al Mu‟tashim yang mendatangkan orang-orang Turki tersebut sudah ada di tangan mereka.
Al Mu‟tashim mendatangkan mereka dari Negara-negara yang berada di Asia Tengah.

Awalnya dia memberi wewenang untuk menjaga keamanan dan keselamatan individu-individu. Al Mu‟tashim mengangkat salah seorang diantara mereka untuk menjadi pengawal khusus untuknya. Kemudian mereka dimasukkan ke dalam jajaran tentara. Dengan keberanian dan kepahlawanan yang mereka miliki, mereka cepat naik pamornya di mata khalifah. Hingga akhirnya sampai ke puncak dan masuk ke jajaran elit penguasa terutama dalam medan perang. Dia tidak menyangka akibat tindakannya ini telah membuat diri dan anak-anaknya serta pemerintah Islam terjerumus dalam kepahitan dan kegetiran di bawah tangan manusia-manusia yang berlebihan tersebut.

Kejahatan mereka mulai tampak pada masa pemerintahan al Mu‟tashim. Sehingga mereka banyak melakukan tindakan-tindakan yang di luar batas kepada banyak orang di Baghdad.

Dengan cepat, mereka menduduki kekuasaan secara penuh, sampai-sampai mereka berhasil membunuh al Mutawakkil dan kekuasaan mereka sempurna pada masa pemerintah al Muntashir. Pada selanjutnya, pemerintahan yang dikuasai oleh orang-orang Turki ini melemah dengan sendirinya.

b. Dominasi Buwaihid

Kehadiran Bani Buwaihid berawal dari tiga orang putra Abu Syuja‟ Buwaih, pencari ikan yang tinggal di daerah Dailam, yaitu Ali, Hasan, dan Ahmad. Untuk keluar dari tekanan kemiskinan, tiga bersaudara ini memasuki dinas militer yang ketika itu dipandang banyak mendatangkan rezeki. Kedudukan mereka bertiga lama kelamaan naik, memegang kedudukan-kedudukan penting pada pemerintahan. Pada masa pemerintahan Bani Buwaih ini, para khalifah Bani Abbasiyah benar-benar tinggal namanya saja. Pelaksanaan pemerintahan sepenuhnya berada di tangan amir-amir Bani Buwaih.

Sebagaimana para khalifah Abbasiyah periode pertama, para penguasa Bani Buwaih mencurahkan perhatian secara langsung dan sungguh-sungguh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan kesusastraan. Pada masa Bani Buwaih ini banyak bermunculan ilmuwan besar, diantaranya Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Farghani, Abd Al Rahman dan kelompok Ikhwan Al Shafa. Kekuatan politik Bani Buwaih tidak lama bertahan, Setelah generasi pertama, tiga bersaudara tersebut, kekuasaan menjadi ajang pertikaian diantara anak-anak mereka. Masing-masing merasa paling berhak atas kekuasaan pusat. Hal ini menjadi faktor pemicu kemunduran dan kehancuran pemerintahan.

c. Dominasi Saljuk

Jatuhnya kekuasaan Bani Buwaih ke tangan Seljuk bermula dari perebutan kekuasaan di dalam negeri. Ketika Al Malik Al Rahim memegang jabatan amir al umara, kekuasaan itu dirampas oleh panglimanya sendiri, Arselan al Basasiri. Dengan kekuasaan yang ada ditangannya, Al Basasiri berbuat sewenang-wenang terhadap Al Malik Al Rahim dan khalifah Qaim dari Bani Abbas. Hal ini mendorong khalifah meminta bantuan kepada Tughril Bek dari dinasti Seljuk yang berpangkalan di negeri Jabal. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Bani Buwaih dan bermulalah kekuasaan Dinasti Seljuk.

Posisi dan kedudukan khalifah lebih baik setelah Dinasti Seljuk berkuasa, paling tidak kewibaannya dalam bidang agama mulai kembali. Meskipun

Baghdad dapat dikuasai, namun ia tidak dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Thugrul Bek memilih Naisabur dan kemudian Ray sebagai pusat pemerintahannya.

Pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk ini, ilmu pengetahuan dan agama mengalami kemajuan. Maka hal ini menimbulkan banyak lahirnya ilmuwan-ilmuwan muslim pada masanya, misalnya Al Zamakhsyari, Al Qusyairy dan lain. Bukan hanya pembangunan mental spiritual, dalam pembangunan fisik pun Bani Seljuk banyak meninggalkan jasa. Misalnya dalam pembangunan mesjid, jembatan, irigasi, dan jalan raya. Namun sayang, Bani Seljuk pun mengalami masa kemunduran mulai pada tahun 485 H. Kemunduran Bani Seljuk ini terutama pada bidang politik yang disebabkan oleh perebutan kekuasaan diantara anggota keluarga.

D. Masa Kehancuran Khilafah Dinasti Abbasiyah

Kekuatan kekuasaan Dinasti Abbasiyah semakin masa semakin lemah, apalagi dengan sempitnya wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah ini sangat menunjukkan betapa lemahnya kekuatan politik Dinasti Abbasiyah ini. Sebagaimana terlihat dalam periodisasi khilafah Abbasiyah, masa kemunduran dimulai pada awal periode kedua. Namun demikian, faktor-faktor penyebab kemunduran itu tidak datang secara tiba-tiba. Benih-benihnya sudah terlihat pada periode pertama, hanya karena khalifah pada periode ini sangat kuat, para menteri cenderung berperan sebagai kepala pegawai sipil, tetapi jika khalifah lemah, mereka akan berkuasa mengatur roda pemerintahan.
Diasamping kelemahan khalifah,

Jika artikel ini bermanfaat yuk bantu share.

0 komentar: